Stalker [Chapter 5]

stalker

 

Title : “Stalker” (Chapter 5)

 

Author : Olivia

 

Cast : Krystal Jung F(x) | Byun Baekhyun (EXO-K)

 

Support Cast : Son Naeun (A-pink) | Jessica Jung (SNSD) | Park Chanyeol (EXO-K)

 

Genre : Romance, Sad, School-life, Thriller, Horror, Mature , Crime

 

Rating : PG-15

 

Length : Chapter

 

 

 

 

 

~***~

 

Last Edited by Mizuky

 

18/07/2013

 

~***~

 

Naeun POV

 

 

 

“Pastikan ia dibunuh! Aku sudah muak melihat dirinya.”

 

 

 

Kalimat itu terus terngiang di benakku dan tak bisa kulupakan. Kenangan lama yang sudah terkubur sangat dalam itu kini kembali terkuak. Masih bisa kurasakan perihnya hatiku dulu.

 

 

 

“Bagaimana jika aku tak bisa membunuhnya walau aku ingin?” gumamku

 

 

 

Entah mengapa pertanyaan seperti itu keluar dari mulutku. Aku bahkan tak mengerti dengan apa yang kukatakan. Sebelumnya, aku tak pernah merasa bingung ketika akan membunuh seseorang. Apalagi orang itu sangat kubenci.

 

 

 

“Apa kau bodoh? Bukankah kau sendiri pernah berkata ingin membunuh Chanyeol? Berarti ini salah satu kesempatan bagus untuk balas dendam bukan?”

 

 

 

Ia berdiri di belakangku sambil menunjukkan senyumannya. Sejujurnya, apa yang dia katakan tadi ada benarnya juga. Ini kesempatan bagus untuk balas dendam pada Chanyeol. Mengingat dulu dia pernah menyakiti hatiku. Bahkan aku masih ingat semuanya dengan baik.

 

 

 

===

 

 

 

 

 

Aku berjalan diantara kedinginan malam hari. Chanyeol hari ini tak bisa menemaniku karena dia sedang ada urusan. Pada akhirnya, aku hanya sendirian sekarang.

 

 

 

Karena udara di luar sangat dingin, aku memasuki sebuah café terdekat. Baru beberapa langkah, mataku tertuju pada seorang lelaki yang terlihat begitu familiar. Dia… Park Chanyeol. Apa yang sedang dilakukannya di sini?

 

 

 

Chanyeol tak sendirian, ia bersama seseorang. Orang itu bukan Baekhyun ataupun temannya yang kukenal. Dia ditemani seorang perempuan.

 

 

 

Siapa dia? Setahuku, Chanyeol tak mempunyai saudara perempuan. Ibunya pun juga bukan. Jangan-jangan… tidak! Itu tak mungkin!

 

 

 

Segera kuambil ponselku dan mencoba menghubungi Chanyeol. Berharap apa yang kulihat dari mataku ini tak nyata.

 

 

 

“Chanyeol… kumohon angkatlah!” gumamku.

 

 

 

“Halo?”

 

 

 

“Chanyeol, kau berada di mana sekarang?” tanyaku.

 

 

 

“Aku… sedang berada di rumah. Ada apa?”

 

 

 

Sudah kuduga, ia akan berbohong. Jika saja membunuh itu tak berdosa, aku sudah pasti akan membunuhnya di café ini sekarang juga.

 

 

 

“Naeun… apakah kau masih ada di sana?”

 

 

 

Suara Chanyeol membuyarkan lamunanku. Segera aku berjalan mendekati bangku yang ditempati olehnya bersama wanita yang tak kukenal itu.

 

 

 

“Jika kau berada di rumah, siapa yang aku lihat sekarang?” tanyaku sinis.

 

 

 

“Apa… maksudmu?”

 

 

 

“Jangan berpura-pura bodoh, Chanyeol.”

 

 

 

“Aku benar-benar tak mengerti apa yang kau katakan,” elaknya.

 

 

 

Kini aku semakin geram. Apakah ini hanya perasaanku saja atau Chanyeol memang menjadi orang yang bodoh?

 

 

 

“Berbaliklah,” kataku.

 

 

 

Chanyeol kini berbalik ke belakang dan terkejut melihatku, begitu juga dengan wanita di sebelahnya. Dasar bodoh! Masih bisakah kau mengelak disaat seperti ini, Chanyeol?  

 

 

 

“Apa lagi yang mau kau katakan?” tanyaku sinis.

 

 

 

“Aku… bisa menjelaskan semuanya,” jawab Chanyeol gugup.

 

 

 

Tanganku melayang menamparnya. Disaat seperti ini, masih bisakah aku mendengar penjelasannya? Park Chanyeol, kau keterlaluan!

 

 

 

“Simpan saja semua penjelasan bodohmu itu! Mulai sekarang, hubungan kita sudah berakhir.”

 

 

 

Aku segera pergi keluar dari café itu. Tak peduli jika semua orang di dalamnya memperhatikan kejadian tadi. Biarkan dia merasa malu atas perbuatannya terhadapku!

 

 

 

Park Chanyeol… suatu saat nanti, kau akan merasakan sakit hati yang sama sepertiku!

 

 

 

===

 

 

 

“Dekati Chanyeol dan bunuh dia. Ingat! kau dulu pernah disakiti olehnya. Jadi ini saatnya untuk balas dendam,” bisiknya.

 

 

 

Aku menoleh ke arah temanku itu, dan tersenyum kepadanya. Apa yang dikatakannya benar. Sekarang waktunya untuk balas dendam.

 

 

 

“Kau mau membantuku?” tanyaku.

 

 

 

“Dengan senang hati, Naeun. Itulah gunanya teman kan? Untuk saling membantu.”

 

 

 

Naeun POV END

 

 

 

~***~

 

Krystal POV

 

“Krystal! Kau dengar aku tidak?”

 

 

 

Suara itu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati Naeun sudah duduk di sebelahku. Ia menatapku dengan kesal.

 

 

 

“Apa yang kaupikirkan? Sedari tadi aku memanggilmu tapi kau tak mendengar,” kata Naeun.

 

 

 

“Maaf. Memangnya, mengapa kau memanggilku?” tanyaku.

 

 

 

“Aku hanya ingin memberitahu, aku tak bisa ikut pulang bersamamu nanti. Masih ada yang harus kuselesaikan,” ujarnya.

 

 

 

“Apa yang harus diselesaikan?” tanyaku penasaran.

 

 

 

“Aku… disuruh membantu Guru Lee untuk memeriksa hasil tes kelas lain,” jawabnya.

 

 

 

Aku hanya mengangguk mengerti. Jika tak ada Naeun, berarti aku akan pulang sendiri lagi hari ini, dan itu akan sangat membosankan. Tapi, apa yang bisa kulakukan? Aku juga tidak mungkin menunggu Naeun karena Jessica eonnie pasti akan mencariku.

 

 

 

“Krystal, tak apa-apa kan?” tanya Naeun.

 

 

 

Aku hanya mengangguk lalu tersenyum menjawab pertanyaannya tadi. Pada saat itu, mataku langsung tertuju kepada seorang perempuan yang sedang menatapku dan Naeun dari kejauhan. Bukankah… orang itu yang pernah kulihat bersama Baekhyun?

 

 

 

“Naeun… dia siapa?” tanyaku.

 

 

 

“Siapa yang kaumaksud?”

 

 

 

Baru saja aku mau menunjuk perempuan tadi, ia sudah menghilang layaknya hantu. Kemana dia pergi?

 

 

 

“Krystal, siapa yang kaumaksud?” tanya Naeun lagi.

 

 

 

“Tadi aku melihatnya. Tetapi, ia sudah menghilang,” jawabku.

 

 

 

“Mungkin saja kau salah lihat,” ujar Naeun.

 

 

 

Aku benar-benar melihatnya. Perempuan itu… pernah kulihat bersama Baekhyun saat sedang jalan sore. Ia bahkan juga menatapku tadi. Tetapi, pandangannya terlihat sinis dan tak suka.

 

 

 

“Hei, aku harus ke perpustakaan dulu. Sampai ketemu di kelas nanti.”

 

 

 

Tanpa menunggu jawaban dariku, Naeun langsung pergi meninggalkanku sendirian. Sementara itu, aku sendiri masih memikirkan wanita tadi, dan pertanyaan itu sekali lagi muncul di benakku.

 

 

 

Siapa dia?

 

 

 

 

 

~***~

 

Bel menandakan pulang sekolah kini berdering. Aku mulai memasukkan buku kembali ke dalam tas. Begitu juga dengan Naeun. Ia terlihat sangat buru-buru.

 

 

 

“Sampai bertemu besok, Krystal,” kata Naeun.

 

 

 

Baru saja aku ingin menjawabnya, ia sudah melesat pergi. Apakah ia harus seburu-buru itu? Dia bahkan tak bisa terlihat tenang sedikit pun.

 

 

 

“Kau tak pulang bersama Naeun?”

 

 

 

Aku menoleh ke sumber suara. Kudapati Chanyeol yang kini sedang memegang sapu. Aku baru ingat bahwa hari ini Chanyeol akan mendapat giliran untuk membersihkan kelas juga. Tetapi, kenapa dia sendirian?

 

“Yang lain sudah menyelesaikan tugasnya. Tinggal aku sendirian,” katanya seakan bisa membaca pikiranku.

 

 

 

Aku hanya mengangguk mengerti, lalu berpamitan pulang kepadanya. Tadinya aku berniat ingin menanyakan tentang Baekhyun pada Chanyeol. Tetapi, ia pasti akan menggodaku jika bertanya tentangnya. Jadi, kuurungkan saja niatku.

 

 

 

 

 

Aku mulai berjalan keluar dari sekolah. Jalanan terlihat sepi karena semua murid sudah pulang. Karena tak ada satupun kendaraan yang lewat, aku pun mulai menyeberang.

 

 

 

“Krystal! Awas!”

 

 

 

Pada saat aku akan menoleh ke sumber suara. Tiba-tiba seseorang menarik tanganku, hingga aku terjatuh. Sementara itu, sebuah mobil melaju sangat kencang di depanku. Apa yang terjadi?

 

 

 

“Kau tidak apa-apa?”

 

 

 

Aku menoleh ke orang yang menarikku tadi. Baekhyun kini berada di sampingku dan ekspresi wajahnya terlihat khawatir.

 

 

 

“Aku… tidak apa-apa,” jawabku.

 

 

 

Aku pun mencoba untuk bangun. Tetapi, kakiku terasa sakit dan perih hingga rasanya tak mampu untuk berdiri.

 

 

 

“Kakimu terluka. Biar aku yang membantumu sekaligus mengantarmu juga,” ujar Baekhyun.

 

 

 

Aku hanya bisa menatap Baekhyun yang kini membantuku untuk berjalan pulang. Kemarin dia terlihat menjauh dariku. Tetapi, kenapa ia begitu baik padaku sekarang?

 

 

 

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya.

 

 

 

“Tidak,” jawabku singkat.

 

 

 

“Lain kali berhati-hatilah. Jika saja aku tadi tak menolongmu, mungkin kau sudah mati tertabrak,” kata Baekhyun.

 

 

 

“Terima kasih sudah menyelamatkanku, dan aku minta maaf karena membuatmu kesusahan.”

 

 

 

Baekhyun hanya terdiam dan terus membantuku berjalan. Hanya keheningan yang ada diantara kami berdua.

 

 

 

Saat kami sampai di depan rumah, ada Jessica eonnie yang sudah menungguku. Ia bahkan terlihat khawatir saat melihat kakiku yang terluka.

 

 

 

“Kau tidak apa-apa kan? Apakah kakimu masih sakit?” tanya Jessica eonnie.

 

 

 

“Itu… hanya luka kecil, Eonnie. Lagipula, sekarang sudah tidak terlalu sakit,” jawabku.

 

 

 

Setelah mengantarkanku, Baekhyun berpamitan pulang. Aku hanya bisa melihatnya berjalan hingga akhirnya ia hilang dari pandanganku. Bahkan disaat ia bertingkah baik pun, sifat dinginnya ke diriku masih terasa.

 

 

 

“Apakah dia kekasihmu?” tanya Jessica eonnie.

 

 

 

“Bukan. Dia hanya teman sekolah,” ujarku.

 

 

 

“Tapi kau suka padanya kan?”

 

 

 

Aku menoleh ke arah Jessica eonnie yang kini menatapku dengan pandangan menyelidik. Apakah ini saatnya ia untuk menginterogasiku?

 

 

 

“Daripada Eonnie bertanya hal yang tak penting seperti itu, lebih baik bantu aku berdiri,” kataku.

 

 

 

Jessica eonnie hanya tertawa melihatku. Ia lalu membantuku berjalan ke kamar tidurku. Setelah mengantarkanku, ia pergi entah ke mana. Dengan perlahan aku mulai berbaring diatas kasurku. Kurasa aku akan tidur sebentar.

 

 

 

Baru saja aku akan menutup mata, ponselku berbunyi. Nomor tak dikenal tertera di layarnya. Segera kujawab panggilan itu.

 

 

 

“Halo?”

 

 

 

Seharusnya tadi kau sudah mati tertabrak, Krystal Jung.”

 

 

 

Aku sedikit terkejut mendengar perkataan dari seseorang yang meneleponku ini. Jadi… mobil tadi memang ingin menabrakku? Tetapi, kenapa?

 

 

 

“Siapa ini?” tanyaku.

 

 

 

“Ini peringatan pertamamu! Jauhi Byun Baekhyun atau mati.”

 

 

 

Sambungan telepon terputus begitu saja. Rasa khawatir kini melandaku. Jadi, itukah mengapa mobil tadi melaju kencang ke arahku?  Apakah ini semacam… teror? Kepalaku kini terasa pusing karena berbagai pertanyaan yang muncul.

 

 

 

Dari semua pertanyaan itu, hanya ada satu yang melekat di pikiranku. Siapa pelakunya?

 

 

 

Krystal POV END

 

 

 

~***~

 

Chanyeol kini duduk di salah satu bangku sembari memerhatikan netbook-nya. Semua tugas membersihkan kelas sudah diselesaikan. Maka dari itu, ia memilih untuk beristirahat sebentar sambil mendengarkan musik menggunakan headphone yang kini melekat di telinganya.

 

 

 

Sementara itu, Naeun mulai berjalan mendekati kelas dengan langkah kecil. Pisau tajam digenggamnya dengan erat.

 

 

 

Perlahan pintuk dibuka, dan Chanyeol sama sekali tak menyadari bahwa seseorang masuk ke dalam kelas. Langkahnya semakin dekat dan kini ia sudah berdiri di belakang lelaki itu tanpa sepengetahuannya.

 

 

 

Disaat itulah, dia mulai membekap mulut Chanyeol dan menikam dari belakang. Cairan berwarna merah pekat itu menyembur keluar mengenai meja, dan barang miliknya. Chanyeol berusaha untuk memberontak. Tetapi, semakin dirinya melawan maka tusukan itu makin keras.

 

 

 

Tanpa belas kasihan, ia menusuk lelaki itu bertubi-tubi. Chanyeol terus memberontak hingga pisau itu semakin menembus kulitnya. Menancap di dadanya sangat dalam. Rasa sakit itu bertambah ketika ia kini tahu bahwa orang yang menikamnya adalah Naeun.

 

 

 

Dengan sekuat tenaganya, ia mencoba melawan Naeun. Tetapi, yang ada tusukan itu semakin keras bahkan hampir membelah dadanya. Tubuh Chanyeol kini terasa lemas dan kaku.

 

 

 

“Semoga kau bisa tenang di surga, Park Chanyeol.”

 

 

 

Hanya kalimat itu yang dia dengar untuk terakhir kalinya. Naeun kini mencabut pisau yang menancap dengan dalam hingga tembus ke belakang Chanyeol.

 

 

 

“Apa kau sudah merasa tenang sekarang?”

 

 

 

Naeun menoleh ke belakangnya ketika mendengar suara langkah seseorang. Perempuan itu berjalan mendekati mayat Chanyeol, dan tersenyum sinis begitu melihat lelaki itu tergeletak kaku.

 

 

 

“Apa yang harus kita lakukan dengan mayatnya?” tanya Naeun.

 

 

 

“Biarkan saja dia tergeletak di sini. Seperti yang kita lakukan setelah membunuh orang,” jawabnya.

 

 

 

Perempuan itu mengambil netbook milik Chanyeol yang terkena oleh noda darah, dan meninggalkan mayatnya begitu saja di dalam kelas. Lagipula seseorang akan menemukannya, itulah yang mereka pikirkan.

 

 

 

“Sekarang apa yang harus kita lakukan lagi?” tanya Naeun.

 

 

 

“Permainan baru saja dimulai, Naeun. Ini sudah waktunya,” kata gadis itu.

 

 

 

Senyuman sinis mengembang di bibirnya. Selamat datang ke mimpi terburukmu, Krystal Jung.

 

 

 

~TO BE CONTINUE~

9 thoughts on “Stalker [Chapter 5]

    • Aku bales semua komennya disini aja yah 🙂
      Thanks udah mau baca dan silahkan menunggu kelanjutannya dengan sabar ^^

Leave a comment